Rabu, 26 Agustus 2009

Niatku untuk Tarawih malam itu

21 Agustus kemarin aku mulai berkemas dengan semua pekerjaanku jam 17.30, hingga jam 17.45 aku bisa mulai pamitan dengan teman2 ku untuk meminta maaf segala khilaf dan alpha menjelang puasa tahun ini, aku begitu bersemangat melakukan itu, saat aku melintasi barisan terakhir teman2ku, aku bertanya, "nggak pulang nih nggak tarawih apa?", tanyaku. Tidak, menunggu Maghrib jawabnya.

Aku tidak terlalu peduli dengan jawaban itu, aku terus bersemangat untuk pulang cepat sore ini. Ini puasa pertama aku harus sampai dirumah sebelum tarawih tiba. Baru mengendarai mobilku sore itu sekitar 1 km, terjadi antrian menuju sebuah pintu jalan tol yang tidak melewati program 3 in 1, pada saat itulah aku sadar akan bensinku yang cukup tipis yang bila macet bisa saja tidak sampai ke rumahku. tapi aku masih berfikir bahwa ditengah perjalanan bisa keluar dari jalan TOL bila memang bensin bener2 kondisi kuning. Aku tetap bertahan untuk menuju jalan bebas hambatan, hingga aku terpikir oleh kata2 temanku tentang sholat Maghrib, baru kusadari bahwa niatku untuk mengejar sholat tarawih malam itu telah meniadakan kebisaanku untuk menjalankan kewajibanku sore itu. Aku putuskan untuk mencari POM bensin terdekat untuk bisa sholat Maghrib sekaligus mengisi bahan bakar yang menipis.

POM bensin dibilangan senayanlah yang aku pilih. Aku menuju kesana cukup dengan antrian tapi bisa sampai juga, jam 18.30 aku sampai di tempat itu, malangnya sore itu bensin tanpa subsidi habis, dengan melihat argo kuning di mobilku, aku sangat khawatir untuk pergi ke tempat lain yang aku juga tidak tahu dimana yang cukup dalam jangkauan. Cukup emosi saya sore itu, karena sebetulnya ada 2 pilihan tempat yang mungkin dituju kecuali POM di daerah senayan ini. Aku termenung mencoba menahan diri, sholat Maghrib duludeh pikirku.

Cukup terhibur sore itu melihat animo para motor biker yang cukup antusias untuk menjalankan sholat sore itu, sehingga cukup terjadi antrian yang panjang di mushola yang walau bersih tapi cukup kecil itu.

Setelah sholat berjamaah sore itu aku mulai tenang, maka aku pun bertanya ke petugas POM, dimana POM bensin terdekat, ternyata arah kebayoran baru yang paling dekat, maka akupun memutuskan untuk mengisi sementara dengan bensin bersubsidi, sebagai pilihan. Setelah itu karena sudah menjelang pukul 7 malam, aku dapat melewati semua akses jalan menuju rumahku.

Yang karena antrian panjang malam itu, jam 8.35 aku sampai dirumah, yang tentunya aku melewati waktu sholat tarawih bersama istri dan anakku, di Ramadhan pertama tahun ini, tapi aku senang aku bisa membuat pilihan terbaik untuk menjalankan kewajibanku sore itu dan tetap bisa tarawih sendiri malam itu.

Salam Ramadhan
Robby

Tidak ada komentar:

Posting Komentar