Sabtu, 04 Agustus 2012

Insight kedua, Sebetulnya Allah itu menghendaki kebaikan untuk kita

Pak ustads kembali meneruskan darasan pagi ini dengan mengutip firman Allah SWT lainnya tentang apabila kita mendapatkan kebaikan itu datangnya dari Allah SWT dan apabila kita mendapatkan kemalangan itu karena ulah kita sendiri.

Dari firman Allah SWT ini difahami bahwa janganlah kita sombong saat kita sedang mendapatkan kebaikan, karena sebetulnya kebaikan itu dari Allah SWT, dan pada saat mendapat musibah kita perlu tawakal karena itu kuasa Allah SWT atas hal itu, namun juga karena ulah kita sendiri.

Saya mendapat insight lain dari hal ini setelah saya ingat, bulan ini adalah bulan Agustus, dimana sebagian besar dari kita yang bekerja sebagai karyawan pasti sedang menyelesaikan penilaian performa kerja midle year. Betul kan?

Terus apa hubungannya dengan pengajian di atas?

Coba aja ingat-ingat betapa saat kita mendapatkan nilai yang tidak sebaik temen kita, kita akan menghibur diri dengan mengatakan bahwa ya ini kan rejeki, mesti ikhlas menerima, nanti kita dianggap tidak bersyukur lho. Apa jeleknya dengan ungkapan yang santun ini? Baik buruknya tentunya tergantung Aksi yang akan kita lakukan dalam setengah tahun kedepan setelah ucapan itu, dan coba aja kita lihat nanti akhir tahun, bila kita tetap mengatakan hal yang sama karena hasilnya sama, maka perkataan itu salah untuk kepentingan sukses pribadi anda. Namun bila dengan perkataan itu tahun depan nanti anda menjadi yang terbaik, maka kita telah memaknai dengan benar perkataan kita itu.

Tapi kalau saya lebih baik, saat ini juga mencanangkan hidup baru, mengakui salah kita kemarin dan bergerak maju, coba ikut firman Allah SWT yang dikutip pak Ustadz diatas, yaitu kalau itu kemalangan maka itu karena ulah kita sendiri.

Dan dengan dasar ini kita mengambil satu waktu untuk menghitung dan menganalisa, apa yang telah kita lakukan salah atau tidak hati-hati dalam setengah tahun kemarin, dan segara perbaiki dan berusaha lebih baik, melakukan hal yg berbeda, karena kemalangan adalah hasil dari usaha kita sendiri, dan pada dasarnya Allah SWT menghendaki kebaikan untuk hidup kita, karena Allah SWT mau itu terjadi untuk kita.

 So..pupuk antusiasme dan raih kehidupan terbaik yang bisa kita dapatkan


ee matahari sudah mulai bersinar di timur rumahku
salam duha yaa ... ceria senantiasa
Robby


Pagi ini saya dapat insight dua kali, ini yang pertama

Subuh ini aku melakukan rutinitas Ramadhan dengan sholat Shubuh dimasjid sebelah rumah yang biasa kita ke sana. namun hari ini aku datang sendiri karena Yega sedang ada pesantren kilat 2 hari di sekolah barunya dan istrinya lagi dapat dispensasi untuk istirahat.

Saya dapat masukan yang cukup baik hari ini, dari pada lupa aku masukkan dalam catatan ini, Allah SWT memberikan informasi kepada kita bahwa segala sesuatu yang diciptakan didunia ini atau yang akan terjadi di dunia ini sudah di catatkan di lauful mahfud sebelumnya. Jadi tidak mungkin Allah SWT tidak mengetahuinya atas apa yg terjadi, atau ada sesuatu terjadi tanpa sepengetahuannya.

Terus apa sih istimewanya kalimat ini bukannya kita sudah sering mendengarnya bukan? iya betul sih, itulah kita selalu menganggap yang kita dapatkan dari firman Allah SWT itu sepertinya ya biasa saja.

 Syukurnya pagi ini aku dapat light up baru dari firman Allah SWT ini, coba deh kita inget inget kalau kita lagi disesi motivasi, bukannya slogan ini cukup membius kita untuk percaya?

Misalnya ... Apapun yang dapat kita pikirkan/visualisasikan dalam fikiran dan hati kita, kita dapat mewujudkannya.

Ada lagi motivator yang mengatakan ... Segala sesuatu itu terjadi dua kali pertama dalam pikiran kita, yang kedua kita mewujudkannya dalam kenyataan.

Ada lagi yang menyengat kita denagn ... Untuk sukses kita harus punya visi! Apa itu visi ... kita harus bisa memvisualisasikan apa yang akan kita capai dalam 10 tahun mendatang, setelah itu kita bisa bergerak mengarah ke visi kita itu.

Coba amati, apa bedanya dengan firman Allah SWT yang diatas, sama persis ... satu bahasa langit satu bahasa aplikasi ... jangan - jangan temen-temen kita di barat lebih dulu membumikan Al Quran dibanding kita umat yang mengimaninya.

Sehingga mereka lebih dulu dapat insight dibandingkan kita Sepertinya sudah saatnya kita untuk masuk ke dalam agama kita dengan lebih baik lagi, mulai membaca alQuran dan termasuk terjemahannya dan tafsirnya. Dan dengan begitu kita bisa membumikan AlQuran yang kita imani kebenarannya ke dalam hidup kita.

Sukses terus yaa untuk temen2 semua..baik untuk puasa maupun kehidupannya.

Salam, Robby

Minggu, 18 Maret 2012

Hari ini aku bahagia

Sebuah lagu tiba tiba melintas dibenakku ketika pagi ini saya lagi nongkrong dihalaman belakang rumahku. Bahagia adalah ketika kita merasa apa yang sedang didapati saat ini sesuai dengan perasaan hati kita. Hal ini kadang tidak berkolerasi langsung dengan apa yang ada diluar yg bisa dilihat orang, walaupun saya juga yakin apa yang dilihat di luar punya pengaruh terhadap apa yg dirasa didalam hati kita.

Diluar sana banyak kita lihat hal yang berbeda, dimana orang didalam Becak bisa lebih tertawa lepas dibanding orang yang sedang naik Taksi. Tapi pasti lebih ada lagi orang yang tertawa lebih lepas ketika sedang mengendarai mobil, dibanding yang sedang jalan kaki.

Namun sesunggguhnya semua orang punya kesempatan yang hampir sama untuk bisa bahagia dalam suatu kondisi dan keadaan yang berbeda-beda. Karena ketika seseorang ada yang bisa membatasi expektasi dalam dirinya, sehingga selalu mendapat lebih dari yang diharapkan hati, maka orang itu pasti bahagia saat itu.

Untuk hari ini saya pasti bahagia karena 13 tahun lalu hari ini saya menapaki hari baru menjadi seorang suami, tentunya itu adalah tonggak sejarah seorang anak Adam yang sangat membahagiakan hati setiap yg menemuinya.

Saya yakin Allah SWT selalu menyertai kebahagiaan ini dan seterusnya. Alhamdulillahirobbil 'alamin

salam,
robby

Sabtu, 04 Februari 2012

Terputus amal seseorang bila telah meninggaldunia

Sebuah wasiat suci ini sering kita dengarkan yaa, bahwa bila seseorang telah mati akan terputus seluruh amalnya kecuali 3 perkara. Amal kebaikan kita semasa hidup yg masih dirasakan oleh orang lain, ilmu yang kita tebarkan yang masih dimanfaatkan atau proposal kebaikan dari anak-anak kita.

Sehingga yang terjadi kita kadang tidak mau membuat sesuatu walau itu baik kepada orang yang telah mati, karena merasa hal itu sia-sia. Saya tidak dalam posisi untuk menghakimi apa yang diyakini oleh orang lain, namun lebih kearah ingin merenungi apa yang saya yakini saja, orang lain akan melihatnya seperti apa, pastinya itu kembali ke orang masing-masing

Kenapa sih kok tahu-tahu pokok bahasan ini terlintas? Hari ini baru selesai membaca kisah Pujaanhati yang salah satunya, menceritakan penyesalan tentang kerabatnya yang meninggal sebelum mendapat hidayah, sehingga tidak bisa mendoakannya karena channelnya berbeda.

Saya ingin memahami hal ini seperti ini, bila kerabat mendapat hidayah dulu baru setelah itu meninggal artinya bisa didoakan untuk mengurangi dosa dari yang telah diperbuat. Sehingga sepertinya memang betul seseorang yg telah mati akan tidak bisa berbuat/beramal lagi, namun bukan berarti orang lain tidak bisa menambahkan kebaikan untuk orang ini atau mengurangkan keburukan untuk orang ini. Betulkah begitu yaa, hal inilah yang ingin saya yakini, belum tau apakah hal ini benar atau salah.

Keyakinan ini tertambahkan oleh 2 hal lain yang kita sering lakukan yaitu, yang pertama kewajiban untuk melakukan ibadah untuk orang yang telah tiada dengan salah satu rukunnya yg ketiga adalah memunajatkan permohonan untuk meminta pengampunan, meminta belaskasih sayang, meminta kesejahteraan, dan meminta pengampunan kepadaNya untuk orang yang telah tiada. Yang kedua bila kita melewati pekuburan, kita akan dimintakan untuk mendoakan dengan mengucapkan semoga keselamatan untuk anda sekalian kaum yang berserah kepada yang Esa dan yang selalu berbuat baik yang telah meninggal. Kedua perintah ini pastilah bukan sebuah pekerjaan yang sia-sia bila kita lakukan, atau tidak ada dampaknya bila kita lakukan, karena pastinya yang Terpuji tidak akan meminta kita untuk melakukan sesuatu yang sia-sia. Bahkan perbuatan yang sia-sia harus ditinggalkan.

Jadi dalam hal ini aku ingin meyakini bahwa, betul bahwa orang mati tidak bisa berbuat baik sendiri, atau berbuat tidak baik sendiri. Karena sudah terputus sarananya, namun hal ini tidak sama artinya dengan orang lain tidak bisa menambah jumlah kebaikan dari orang ini atau mengurangi keburukan dari orang ini. Saya tidak tahu apakah hal ini yang benar atau bukan, ini hanya yang saat ini saya bisa yakini. Ntah nanti.

Berjalanlah terus menuju kebaikan yg kita yakini, hingga nanti terakhir kali kita sudah tidak bisa berusaha lagi

salam keselamatan dan berserah diri kepada yang Esa.
robby



TO untuk mengejar prestasi

Ayo jangan segan-segan untuk melakukan kompetisi, karena dengan kompetisi kita akan menarik urat status quo kita dan mendapatkan level baru dari hasil berkompetisi. Kalau menang dapat hadiah kalau kalah jangan sampai nggak belajar dari kekalahan kita.

Enak juga yaa kata-kata ini diucapkan, dan sepertinya kita tau banget bahwa itu memang betul.

Saat kita bener-bener mengikuti sebuah kompetisi tapi kenapa yaa, kalau tidak juara selalu ada sesak didada? Apalagi kalau kalahnya hampir menang, misalnya menjadi nomor 11 padahal yang dapat hasiah hanya sampai peringkat 10, walaupun pesertanya ribuan. Apa karena kita kurang mensyukuri nikmat hasil yang kita peroleh yaa? atau kita merasa kurang berusaha kali? atau kita merasa ada pihak lain yang tidak adil kepada hasil kerja kita?

Menyalahkan orang lain adalah hal yang paling menyenangkan diri kita. Karena kita akan merasa diri kita tetap benar dan menyenangkan diri. Hal tersebut juga paling gambang kita lakukan karena ini biasanya kita lakukan pada saat orang yang kita salahkan ini tidak bisa membalasnya atau bahkan tidak tersentuh oleh penyalahan kita. Dan ini juga yang paling mengenakkan rasa dihati kita bukan?

Tapi coba deh dikaji ulang, kalau hal ini terjadi, menyalahkan orang lain, BSE, blame somebody else, apakah besok kita lebih baik dengan sikap seperti ini? Apa ada yg bisa kita pelajari? Apa terus dunia kasihan ama kita? Rasanya kok tidak yaa. Kalau caranya sama jangan pernah berharap berbeda hasilnya, kecuali orang gila, begitu kata Einstin. Jadi saya kok merasa bahwa seberapapun besarnya pengaruh orang lain terhadap nilai yang kita dapatkan, yang paling mempengaruhi pasti apa yang kita lakukan. Bukan yang orang lain pengaruhi. Kalau nilai kita 100 masak sih bisa jadi 50, paling -paling bergeser ke 95. Jadi kok ya daripada menyalahkan orang lain yang juga kadang tidak merasa, sebaiknya segera berbenah agar TO berikutnya bisa mendapat nilai 100

Terus berjuang ya nak, mudah2an tetap semangat hingga tercapai apa yang kita inginkan

salam perjuangan,
robby



Berdoalah yang terbaik untuk orang lain

Kita selalu diminta berdoa yang baik untuk orang lain, kenapa? Karena bila tidak terkabul maka akan terkabul untuk kita. Susah juga ya memahami konsep ini?

Begini saja daripada susah diterangkan mendingan saya cerita kejadian beneran baru-baru ini, mudah-mudahan jadi bisa dimengerti

Sepulang dari meeting dikantor saya dikabari ada seorang temen sudah beberapa hari dirawat di RS, maka karena sekalian lewat kita punya niatan mbesuk, ya karena mbesuk temen maka saya dan temen membelikan oleh-oleh berupa buah keranjang. Ya karena jarang juga ngasih sesuatu maka kita belilah buah yang bagus-bagus...baca mahal ... agar bisa lebih menghibur yang sakit. Setelah proses pilih-pilih buah , bayarnya ternyata cukup mengantri, dan setelah itu perlu datang lagi ke konter buah untuk melakukan ritual pembungkusan buah dalam keranjang. Akhirnya setelah berkutat sekitar lebih dari 30 menit selesai juga acara pembuatan buah keranjang.

Bergegaslah kita menuju rumah sakit dengan catatan nomor kamar yang sudah didapat dari temen yang lain, dengan cukup serius kita temui resepsionis dan satpam, untuk maksud agar tidak salah ruangan tentunya, dan tidak perlu kesasar di rumah sakit yang dimana-mana biasanya ruangannya satu nada.

Setelah mendapat petunjuk yang akurat kita mendatangi ruang yang di tuju. Naik lift lalu belok kiri terus lurus terus belok kiri dan belok kiri lagi. Loh kok gelap, tanyalah pada petugas jaga, e ternyata pasien sudah pulang jam 3-4 sore tadi.

Apa mau dikata niatan baik sudah ditunaikan. Tuhan berkata lain. Okelah akhirnya keluarga di rumah mendapatkan hadiah istimewa sore itu, sekeranjang buah segar. Untung ya tadi beli buahnya yang bagus lagi mahal, coba kalau beli yang biasa-biasa saja tentunya keluarga dirumah deh bakal tidak suka.

Jadi ... tetaplah berfikir baik, berdoa baik dan berbuat yang terbaik untuk orang lain

salam,
robby

Selasa, 31 Januari 2012

Relatfitas dari rasa bersyukur

Pada saat saya masuk sekolah dasar di dalam dusun saya ada beberapa siswa yang sebaya, untuk sebuah dusun memang biasanya teman sebaya itu tersedia cukup banyak, tidak seperti kehidupan di kota saat ini, yang setiap keluarga mungkin hanya kenal kurang dari 10 tetangganya. Dikampung saya lebih dari 10 anak masuk SD berbarengan dengan saya.

Namun hanya ada satu anak yang sempat membuat saya perlu bersaing, hal itu karena dia tetangga dekatku dan dia mempunyai sesuatu yang saat itu cukup dibilang barang mewah, yaitu sebuah sepatu bekas. Ya betul hanya sebuah sepatu bekas yang dikirimkan oleh kerabatnya yang ada di kota, sudah cukup membuat hati saya penuh persaingan, karena kami semua sekolah dengan telanjang kaki setiap hari.

Namun setelah berjalannya waktu ternyata tidak pakai sepatu ada enaknya juga, ketika hujan tiba kami dengan bebas berlarian main dengan jalanan yang penuh lumpur, sementara teman saya harus berjalan berjingkat-jingkat untuk menghindari kotornya jalan dusun.

Ya begitulah saat itu kami tetap merasa sebuah sepatu bekas begitu bernilai hingga membuat kami harus menandingi dengan cara tidak mengajak main bola ataupun main air bersama. Padahal untuk ukuran hari ini, cukup butuh keberanian ekstra untuk menderma dengan sebuah sepatu bekas, kalau tidak mau dikatakain pelit, ya kan.... nikmat mana lagi yang perlu kita dustakan.

Tetap bersyukur

salam,
robby