Sabtu, 04 Agustus 2012

Insight kedua, Sebetulnya Allah itu menghendaki kebaikan untuk kita

Pak ustads kembali meneruskan darasan pagi ini dengan mengutip firman Allah SWT lainnya tentang apabila kita mendapatkan kebaikan itu datangnya dari Allah SWT dan apabila kita mendapatkan kemalangan itu karena ulah kita sendiri.

Dari firman Allah SWT ini difahami bahwa janganlah kita sombong saat kita sedang mendapatkan kebaikan, karena sebetulnya kebaikan itu dari Allah SWT, dan pada saat mendapat musibah kita perlu tawakal karena itu kuasa Allah SWT atas hal itu, namun juga karena ulah kita sendiri.

Saya mendapat insight lain dari hal ini setelah saya ingat, bulan ini adalah bulan Agustus, dimana sebagian besar dari kita yang bekerja sebagai karyawan pasti sedang menyelesaikan penilaian performa kerja midle year. Betul kan?

Terus apa hubungannya dengan pengajian di atas?

Coba aja ingat-ingat betapa saat kita mendapatkan nilai yang tidak sebaik temen kita, kita akan menghibur diri dengan mengatakan bahwa ya ini kan rejeki, mesti ikhlas menerima, nanti kita dianggap tidak bersyukur lho. Apa jeleknya dengan ungkapan yang santun ini? Baik buruknya tentunya tergantung Aksi yang akan kita lakukan dalam setengah tahun kedepan setelah ucapan itu, dan coba aja kita lihat nanti akhir tahun, bila kita tetap mengatakan hal yang sama karena hasilnya sama, maka perkataan itu salah untuk kepentingan sukses pribadi anda. Namun bila dengan perkataan itu tahun depan nanti anda menjadi yang terbaik, maka kita telah memaknai dengan benar perkataan kita itu.

Tapi kalau saya lebih baik, saat ini juga mencanangkan hidup baru, mengakui salah kita kemarin dan bergerak maju, coba ikut firman Allah SWT yang dikutip pak Ustadz diatas, yaitu kalau itu kemalangan maka itu karena ulah kita sendiri.

Dan dengan dasar ini kita mengambil satu waktu untuk menghitung dan menganalisa, apa yang telah kita lakukan salah atau tidak hati-hati dalam setengah tahun kemarin, dan segara perbaiki dan berusaha lebih baik, melakukan hal yg berbeda, karena kemalangan adalah hasil dari usaha kita sendiri, dan pada dasarnya Allah SWT menghendaki kebaikan untuk hidup kita, karena Allah SWT mau itu terjadi untuk kita.

 So..pupuk antusiasme dan raih kehidupan terbaik yang bisa kita dapatkan


ee matahari sudah mulai bersinar di timur rumahku
salam duha yaa ... ceria senantiasa
Robby


Pagi ini saya dapat insight dua kali, ini yang pertama

Subuh ini aku melakukan rutinitas Ramadhan dengan sholat Shubuh dimasjid sebelah rumah yang biasa kita ke sana. namun hari ini aku datang sendiri karena Yega sedang ada pesantren kilat 2 hari di sekolah barunya dan istrinya lagi dapat dispensasi untuk istirahat.

Saya dapat masukan yang cukup baik hari ini, dari pada lupa aku masukkan dalam catatan ini, Allah SWT memberikan informasi kepada kita bahwa segala sesuatu yang diciptakan didunia ini atau yang akan terjadi di dunia ini sudah di catatkan di lauful mahfud sebelumnya. Jadi tidak mungkin Allah SWT tidak mengetahuinya atas apa yg terjadi, atau ada sesuatu terjadi tanpa sepengetahuannya.

Terus apa sih istimewanya kalimat ini bukannya kita sudah sering mendengarnya bukan? iya betul sih, itulah kita selalu menganggap yang kita dapatkan dari firman Allah SWT itu sepertinya ya biasa saja.

 Syukurnya pagi ini aku dapat light up baru dari firman Allah SWT ini, coba deh kita inget inget kalau kita lagi disesi motivasi, bukannya slogan ini cukup membius kita untuk percaya?

Misalnya ... Apapun yang dapat kita pikirkan/visualisasikan dalam fikiran dan hati kita, kita dapat mewujudkannya.

Ada lagi motivator yang mengatakan ... Segala sesuatu itu terjadi dua kali pertama dalam pikiran kita, yang kedua kita mewujudkannya dalam kenyataan.

Ada lagi yang menyengat kita denagn ... Untuk sukses kita harus punya visi! Apa itu visi ... kita harus bisa memvisualisasikan apa yang akan kita capai dalam 10 tahun mendatang, setelah itu kita bisa bergerak mengarah ke visi kita itu.

Coba amati, apa bedanya dengan firman Allah SWT yang diatas, sama persis ... satu bahasa langit satu bahasa aplikasi ... jangan - jangan temen-temen kita di barat lebih dulu membumikan Al Quran dibanding kita umat yang mengimaninya.

Sehingga mereka lebih dulu dapat insight dibandingkan kita Sepertinya sudah saatnya kita untuk masuk ke dalam agama kita dengan lebih baik lagi, mulai membaca alQuran dan termasuk terjemahannya dan tafsirnya. Dan dengan begitu kita bisa membumikan AlQuran yang kita imani kebenarannya ke dalam hidup kita.

Sukses terus yaa untuk temen2 semua..baik untuk puasa maupun kehidupannya.

Salam, Robby

Minggu, 18 Maret 2012

Hari ini aku bahagia

Sebuah lagu tiba tiba melintas dibenakku ketika pagi ini saya lagi nongkrong dihalaman belakang rumahku. Bahagia adalah ketika kita merasa apa yang sedang didapati saat ini sesuai dengan perasaan hati kita. Hal ini kadang tidak berkolerasi langsung dengan apa yang ada diluar yg bisa dilihat orang, walaupun saya juga yakin apa yang dilihat di luar punya pengaruh terhadap apa yg dirasa didalam hati kita.

Diluar sana banyak kita lihat hal yang berbeda, dimana orang didalam Becak bisa lebih tertawa lepas dibanding orang yang sedang naik Taksi. Tapi pasti lebih ada lagi orang yang tertawa lebih lepas ketika sedang mengendarai mobil, dibanding yang sedang jalan kaki.

Namun sesunggguhnya semua orang punya kesempatan yang hampir sama untuk bisa bahagia dalam suatu kondisi dan keadaan yang berbeda-beda. Karena ketika seseorang ada yang bisa membatasi expektasi dalam dirinya, sehingga selalu mendapat lebih dari yang diharapkan hati, maka orang itu pasti bahagia saat itu.

Untuk hari ini saya pasti bahagia karena 13 tahun lalu hari ini saya menapaki hari baru menjadi seorang suami, tentunya itu adalah tonggak sejarah seorang anak Adam yang sangat membahagiakan hati setiap yg menemuinya.

Saya yakin Allah SWT selalu menyertai kebahagiaan ini dan seterusnya. Alhamdulillahirobbil 'alamin

salam,
robby

Sabtu, 04 Februari 2012

Terputus amal seseorang bila telah meninggaldunia

Sebuah wasiat suci ini sering kita dengarkan yaa, bahwa bila seseorang telah mati akan terputus seluruh amalnya kecuali 3 perkara. Amal kebaikan kita semasa hidup yg masih dirasakan oleh orang lain, ilmu yang kita tebarkan yang masih dimanfaatkan atau proposal kebaikan dari anak-anak kita.

Sehingga yang terjadi kita kadang tidak mau membuat sesuatu walau itu baik kepada orang yang telah mati, karena merasa hal itu sia-sia. Saya tidak dalam posisi untuk menghakimi apa yang diyakini oleh orang lain, namun lebih kearah ingin merenungi apa yang saya yakini saja, orang lain akan melihatnya seperti apa, pastinya itu kembali ke orang masing-masing

Kenapa sih kok tahu-tahu pokok bahasan ini terlintas? Hari ini baru selesai membaca kisah Pujaanhati yang salah satunya, menceritakan penyesalan tentang kerabatnya yang meninggal sebelum mendapat hidayah, sehingga tidak bisa mendoakannya karena channelnya berbeda.

Saya ingin memahami hal ini seperti ini, bila kerabat mendapat hidayah dulu baru setelah itu meninggal artinya bisa didoakan untuk mengurangi dosa dari yang telah diperbuat. Sehingga sepertinya memang betul seseorang yg telah mati akan tidak bisa berbuat/beramal lagi, namun bukan berarti orang lain tidak bisa menambahkan kebaikan untuk orang ini atau mengurangkan keburukan untuk orang ini. Betulkah begitu yaa, hal inilah yang ingin saya yakini, belum tau apakah hal ini benar atau salah.

Keyakinan ini tertambahkan oleh 2 hal lain yang kita sering lakukan yaitu, yang pertama kewajiban untuk melakukan ibadah untuk orang yang telah tiada dengan salah satu rukunnya yg ketiga adalah memunajatkan permohonan untuk meminta pengampunan, meminta belaskasih sayang, meminta kesejahteraan, dan meminta pengampunan kepadaNya untuk orang yang telah tiada. Yang kedua bila kita melewati pekuburan, kita akan dimintakan untuk mendoakan dengan mengucapkan semoga keselamatan untuk anda sekalian kaum yang berserah kepada yang Esa dan yang selalu berbuat baik yang telah meninggal. Kedua perintah ini pastilah bukan sebuah pekerjaan yang sia-sia bila kita lakukan, atau tidak ada dampaknya bila kita lakukan, karena pastinya yang Terpuji tidak akan meminta kita untuk melakukan sesuatu yang sia-sia. Bahkan perbuatan yang sia-sia harus ditinggalkan.

Jadi dalam hal ini aku ingin meyakini bahwa, betul bahwa orang mati tidak bisa berbuat baik sendiri, atau berbuat tidak baik sendiri. Karena sudah terputus sarananya, namun hal ini tidak sama artinya dengan orang lain tidak bisa menambah jumlah kebaikan dari orang ini atau mengurangi keburukan dari orang ini. Saya tidak tahu apakah hal ini yang benar atau bukan, ini hanya yang saat ini saya bisa yakini. Ntah nanti.

Berjalanlah terus menuju kebaikan yg kita yakini, hingga nanti terakhir kali kita sudah tidak bisa berusaha lagi

salam keselamatan dan berserah diri kepada yang Esa.
robby



TO untuk mengejar prestasi

Ayo jangan segan-segan untuk melakukan kompetisi, karena dengan kompetisi kita akan menarik urat status quo kita dan mendapatkan level baru dari hasil berkompetisi. Kalau menang dapat hadiah kalau kalah jangan sampai nggak belajar dari kekalahan kita.

Enak juga yaa kata-kata ini diucapkan, dan sepertinya kita tau banget bahwa itu memang betul.

Saat kita bener-bener mengikuti sebuah kompetisi tapi kenapa yaa, kalau tidak juara selalu ada sesak didada? Apalagi kalau kalahnya hampir menang, misalnya menjadi nomor 11 padahal yang dapat hasiah hanya sampai peringkat 10, walaupun pesertanya ribuan. Apa karena kita kurang mensyukuri nikmat hasil yang kita peroleh yaa? atau kita merasa kurang berusaha kali? atau kita merasa ada pihak lain yang tidak adil kepada hasil kerja kita?

Menyalahkan orang lain adalah hal yang paling menyenangkan diri kita. Karena kita akan merasa diri kita tetap benar dan menyenangkan diri. Hal tersebut juga paling gambang kita lakukan karena ini biasanya kita lakukan pada saat orang yang kita salahkan ini tidak bisa membalasnya atau bahkan tidak tersentuh oleh penyalahan kita. Dan ini juga yang paling mengenakkan rasa dihati kita bukan?

Tapi coba deh dikaji ulang, kalau hal ini terjadi, menyalahkan orang lain, BSE, blame somebody else, apakah besok kita lebih baik dengan sikap seperti ini? Apa ada yg bisa kita pelajari? Apa terus dunia kasihan ama kita? Rasanya kok tidak yaa. Kalau caranya sama jangan pernah berharap berbeda hasilnya, kecuali orang gila, begitu kata Einstin. Jadi saya kok merasa bahwa seberapapun besarnya pengaruh orang lain terhadap nilai yang kita dapatkan, yang paling mempengaruhi pasti apa yang kita lakukan. Bukan yang orang lain pengaruhi. Kalau nilai kita 100 masak sih bisa jadi 50, paling -paling bergeser ke 95. Jadi kok ya daripada menyalahkan orang lain yang juga kadang tidak merasa, sebaiknya segera berbenah agar TO berikutnya bisa mendapat nilai 100

Terus berjuang ya nak, mudah2an tetap semangat hingga tercapai apa yang kita inginkan

salam perjuangan,
robby



Berdoalah yang terbaik untuk orang lain

Kita selalu diminta berdoa yang baik untuk orang lain, kenapa? Karena bila tidak terkabul maka akan terkabul untuk kita. Susah juga ya memahami konsep ini?

Begini saja daripada susah diterangkan mendingan saya cerita kejadian beneran baru-baru ini, mudah-mudahan jadi bisa dimengerti

Sepulang dari meeting dikantor saya dikabari ada seorang temen sudah beberapa hari dirawat di RS, maka karena sekalian lewat kita punya niatan mbesuk, ya karena mbesuk temen maka saya dan temen membelikan oleh-oleh berupa buah keranjang. Ya karena jarang juga ngasih sesuatu maka kita belilah buah yang bagus-bagus...baca mahal ... agar bisa lebih menghibur yang sakit. Setelah proses pilih-pilih buah , bayarnya ternyata cukup mengantri, dan setelah itu perlu datang lagi ke konter buah untuk melakukan ritual pembungkusan buah dalam keranjang. Akhirnya setelah berkutat sekitar lebih dari 30 menit selesai juga acara pembuatan buah keranjang.

Bergegaslah kita menuju rumah sakit dengan catatan nomor kamar yang sudah didapat dari temen yang lain, dengan cukup serius kita temui resepsionis dan satpam, untuk maksud agar tidak salah ruangan tentunya, dan tidak perlu kesasar di rumah sakit yang dimana-mana biasanya ruangannya satu nada.

Setelah mendapat petunjuk yang akurat kita mendatangi ruang yang di tuju. Naik lift lalu belok kiri terus lurus terus belok kiri dan belok kiri lagi. Loh kok gelap, tanyalah pada petugas jaga, e ternyata pasien sudah pulang jam 3-4 sore tadi.

Apa mau dikata niatan baik sudah ditunaikan. Tuhan berkata lain. Okelah akhirnya keluarga di rumah mendapatkan hadiah istimewa sore itu, sekeranjang buah segar. Untung ya tadi beli buahnya yang bagus lagi mahal, coba kalau beli yang biasa-biasa saja tentunya keluarga dirumah deh bakal tidak suka.

Jadi ... tetaplah berfikir baik, berdoa baik dan berbuat yang terbaik untuk orang lain

salam,
robby

Selasa, 31 Januari 2012

Relatfitas dari rasa bersyukur

Pada saat saya masuk sekolah dasar di dalam dusun saya ada beberapa siswa yang sebaya, untuk sebuah dusun memang biasanya teman sebaya itu tersedia cukup banyak, tidak seperti kehidupan di kota saat ini, yang setiap keluarga mungkin hanya kenal kurang dari 10 tetangganya. Dikampung saya lebih dari 10 anak masuk SD berbarengan dengan saya.

Namun hanya ada satu anak yang sempat membuat saya perlu bersaing, hal itu karena dia tetangga dekatku dan dia mempunyai sesuatu yang saat itu cukup dibilang barang mewah, yaitu sebuah sepatu bekas. Ya betul hanya sebuah sepatu bekas yang dikirimkan oleh kerabatnya yang ada di kota, sudah cukup membuat hati saya penuh persaingan, karena kami semua sekolah dengan telanjang kaki setiap hari.

Namun setelah berjalannya waktu ternyata tidak pakai sepatu ada enaknya juga, ketika hujan tiba kami dengan bebas berlarian main dengan jalanan yang penuh lumpur, sementara teman saya harus berjalan berjingkat-jingkat untuk menghindari kotornya jalan dusun.

Ya begitulah saat itu kami tetap merasa sebuah sepatu bekas begitu bernilai hingga membuat kami harus menandingi dengan cara tidak mengajak main bola ataupun main air bersama. Padahal untuk ukuran hari ini, cukup butuh keberanian ekstra untuk menderma dengan sebuah sepatu bekas, kalau tidak mau dikatakain pelit, ya kan.... nikmat mana lagi yang perlu kita dustakan.

Tetap bersyukur

salam,
robby

Minggu, 20 Februari 2011

Jalan Di depan membentang luas seluas yang kita pikirikan

Ketika berita tanggal 8 desember itu datang, berbagai rasa berkecamuk dalam hidupku. Semua yang diberikan olehNya gratis selama ini menjadi lebih tidak bernilai, karena terdorong oleh yang aku rasakan dalam kepala.

Lama kuselami hal ini, namun akhirnya kuputuskan untuk merubah arah, melihat kesempatan yang ada di depan, setelah beberapa bulan ini, aku sudah bisa menyelesaikan 1 hal yang dari kemarin mengganjal di kepala yaitu bachelor. Mudah-mudahan waktu yang dipanjangkan ini selalu dapat aku gunakan sebaik-baiknya untuk menyelami banyak kesempatan di depan.

Tuhan sangat banyak yang hambamu ini dapatkan dariMu secara gratis, yang bahkan sangat banyak manusia lain yang lebih baik tidak engkau karuniakan

Pupuklah semangat diriku untuk tetap melihat nikmat besar ini dan menggunakannya dengan segala kesadaran untuk kebaikan

Nikmat dariMu mana lagi yang mungkin bisa didustakan. Syukurku untukMu

cheers,
robby
makna

Sabtu, 12 Februari 2011

Polisi Tidur di komplekku

Kenapa sih mesti dibuat polisi tidur? Kalau ada pertanyaan ini kadang terasa geli juga, karena semua orang sepakat bahwa polisi tidur untuk membuat pengendara berhati-hati

Tapi ternyata ada pertanyaan lain yaitu kenapa bentuknya bermacam-macam sih? Nah ini yang membuat saya kadang juga jengkel, yang kita pahami polisi tidur itu harus dibuat sedemikian rupa, seingga kalau dilewati pelan tetap enak tapi kalau ada yang ngebut melewatinya bakalan membuat perut mual-mual. Tapi tidak sedikit yang pembuatannya lantaran tidak tau atau memang dendam, sehingga mau dilewati pelan atau kencang tetap saja perut mual-mual

Bagaimana dengan kita? Kalau diajak buat polisi tidur oleh pak RT jangan lupa yaa, kitakan sama-sama mau lewat, hanya kalau lewat inginnya pelan-pelan, jadi buatlah polisi tidur yang enak dilewati pelan dan tidak enak dilewati kencang

selamat bersosialisasi, salam peduli,
robby

Antara tantangan dan harapan

Setiap malam dan pagi pulang kerja saya dan istri selalu melewati jalan ini, jalan tol namanya, semestinya kalau semua sesuai rencana jalan ini bebas hambatan, mau melaju seberapa cepat tegantung nyali dan mobilnya. Namun ternyata tidak seperti itu yang kualami tiap hari, saat-saat yang pasti saya temui adalah kita mesti mengantri dengan kendaraan lain. Hal yang kadang membuat saya marah adalah bila kita jalan di jalur paling kanan namun depan mobil kita berjalan pelan. Rasanya ingin melompat saja dari atas kendaraan itu.

Dari macetnya jalan ini saya belajar, kadang-kadang kita akan merasa marah besar bila ada yg menghalangi di depan kita, apalagi kalau kita berfikir orang di depan kita ini sengaja memperlambat laju kita dengan kepelanan mereka. Namun toleransi akan segera muncul manakala kita bisa melihat ke depannya lagi dan terlihat ada antrian.

Jadi sebetulnya yang membuat kita marah dan dongkol itu apa yaa? Jalan yang pelan atau karena kita tidak tahu kondisi di depan kita? Saya kok meyakini bahwa yang membuat kesal kita adalah manakala kita tidak mendapatkan update tentang kondisi di depan kita dan kita sendiri harus memperlambat jalan karena pelannya laju di depan kita.

Hal inilah yang saya jadikan pelajaran agar selalu melakukan update pada team kita tentang kondisi jalan karier di depan kita, agar semua orang mengetahui kondisi perjalanan karier mereka dan harapan-harapan bisa kita pengaruhi

Selamat berjuang kawan, tetapkan tujuan, namun jangan lupa selalu melihat keadaan sekitar

salam,
robby

Tidak Terasa waktu telah berlalu 1,5 tahun

Aku hampir lupa dengan blog saya ini, karena dalam kurun waktu ini aku mesti membuat prioritas, dengan istilah lain ada hal yg lebih mefet. Aku nggak tahu kenapa itu terjadi, padahal semua orang bilang kalau kita harus mengerjakan hal yang penting kalau nggak kita akan terpaku pada hal-hal yang genting

Namun ternyata memang prinsip itu lebih gampang dibilang daripada diterapkan, buktinya saya tidak sempat untuk mengungkapkan banyak hal yang saya alami dalam 1,5 taun ini gara-gara terjebak hal yang genting

Segenting apa sih... hahaha ya itulah, ternyata relatif juga sih, tapi Syukur pada Tuhan semua sudah beres minggu lalu aku sudah merampungkannya

Semoga langkah ke depan tetap bisa berjalan untuk selalu mengerjakan yang penting, yuk kita saling mengingatkan

salam ,
robby

Rabu, 26 Agustus 2009

Niatku untuk Tarawih malam itu

21 Agustus kemarin aku mulai berkemas dengan semua pekerjaanku jam 17.30, hingga jam 17.45 aku bisa mulai pamitan dengan teman2 ku untuk meminta maaf segala khilaf dan alpha menjelang puasa tahun ini, aku begitu bersemangat melakukan itu, saat aku melintasi barisan terakhir teman2ku, aku bertanya, "nggak pulang nih nggak tarawih apa?", tanyaku. Tidak, menunggu Maghrib jawabnya.

Aku tidak terlalu peduli dengan jawaban itu, aku terus bersemangat untuk pulang cepat sore ini. Ini puasa pertama aku harus sampai dirumah sebelum tarawih tiba. Baru mengendarai mobilku sore itu sekitar 1 km, terjadi antrian menuju sebuah pintu jalan tol yang tidak melewati program 3 in 1, pada saat itulah aku sadar akan bensinku yang cukup tipis yang bila macet bisa saja tidak sampai ke rumahku. tapi aku masih berfikir bahwa ditengah perjalanan bisa keluar dari jalan TOL bila memang bensin bener2 kondisi kuning. Aku tetap bertahan untuk menuju jalan bebas hambatan, hingga aku terpikir oleh kata2 temanku tentang sholat Maghrib, baru kusadari bahwa niatku untuk mengejar sholat tarawih malam itu telah meniadakan kebisaanku untuk menjalankan kewajibanku sore itu. Aku putuskan untuk mencari POM bensin terdekat untuk bisa sholat Maghrib sekaligus mengisi bahan bakar yang menipis.

POM bensin dibilangan senayanlah yang aku pilih. Aku menuju kesana cukup dengan antrian tapi bisa sampai juga, jam 18.30 aku sampai di tempat itu, malangnya sore itu bensin tanpa subsidi habis, dengan melihat argo kuning di mobilku, aku sangat khawatir untuk pergi ke tempat lain yang aku juga tidak tahu dimana yang cukup dalam jangkauan. Cukup emosi saya sore itu, karena sebetulnya ada 2 pilihan tempat yang mungkin dituju kecuali POM di daerah senayan ini. Aku termenung mencoba menahan diri, sholat Maghrib duludeh pikirku.

Cukup terhibur sore itu melihat animo para motor biker yang cukup antusias untuk menjalankan sholat sore itu, sehingga cukup terjadi antrian yang panjang di mushola yang walau bersih tapi cukup kecil itu.

Setelah sholat berjamaah sore itu aku mulai tenang, maka aku pun bertanya ke petugas POM, dimana POM bensin terdekat, ternyata arah kebayoran baru yang paling dekat, maka akupun memutuskan untuk mengisi sementara dengan bensin bersubsidi, sebagai pilihan. Setelah itu karena sudah menjelang pukul 7 malam, aku dapat melewati semua akses jalan menuju rumahku.

Yang karena antrian panjang malam itu, jam 8.35 aku sampai dirumah, yang tentunya aku melewati waktu sholat tarawih bersama istri dan anakku, di Ramadhan pertama tahun ini, tapi aku senang aku bisa membuat pilihan terbaik untuk menjalankan kewajibanku sore itu dan tetap bisa tarawih sendiri malam itu.

Salam Ramadhan
Robby

Suatu hari di hari peringatan Kemerdekaan

Aku lupa tepatnya kapan cerita ini terjadi, kala itu aku masih di sekolah dasar, ketika kita sehabis melakukan upacara bendera pagi itu, pergi ke rumah guru kami untuk menonton televisi, yang untuk itu kami berjalan kurang lebih 3 kilometer.

Betapa senangnya kami saat itu setelah tiba di rumah guru kami, kami dapat menonton atraksi militer angkatan udara yang saat itu beberapa pesawat melakukan atraksi udara, sungguh terpikir oleh kita saat itu begitu hebatnya negaraku, begitu menghargai kami terhadap kebesaran negara ini.

Tentunya keadaan sesungguhnya saat itu kami juga tidak tahu, apa yang bisa dimengerti oleh sekumpulan anak2 SD dari sebuah desa terpencil tentang kondisi sebuah negara. Satu yang saya yakini sampai kini adalah gimana kita sebagai orang2 yang lebih tua tetap menanamkan rasa kebanggaan terhadap kebesaran negara kita kepada para anak2 kita, tanpa harus terlalu memahamkan tentang kondisi real sesungghnya yang mungkin bisa sangat subjective bagi setiap orang.

Yang momentum seperti inilah yang menggiring saya sampai kini untuk masih bisa merasakan rasa nasionalisme itu, misalnya dengan tetap mencoba untuk membeli produk lokal kalau memang tersedia dan tidak lebih mahal, walaupun kwalitas sedikit lebih dibawah, misalnya dengan beli buah jeruk medan, apel malang, atau gula sumatra, atau dengan hanya membeli lagu atau film original dari artis lokal.

Selamat merayakan kemerdekaan!