Rabu, 01 April 2009

Subuh pilu di sebuah Situ

Saudaraku para suhada, InsyaAllah, semoga engkau semua diberikan tempat yang lapang disiNya

Siapa mengira sebuah situ yang damai dapat memberikan pengajaran yang begitu berharga bagi kita semua, bahwa kehendakNya di atas segala yang bisa kita pikirkan.

SITU biasanya berkonotasi ke sebuah tempat paling rendah di suatu daerah yang menjadi danau kecil karena adanya tumpukan air dari musim penghujan, sehingga ketika orang menyebut kata situ tidak akan terpikir bahwa tempat itu adalah sebuah dam air yang dibuat oleh tangan manusia. Dan terhenyak kita ketika musim penghujan ini terjadi bencana yang sangat memilukan.

Semoga hal ini menyadarkan kita semua untuk selalu mengupayakan bertambahnya kebaikan atas semua yang kita bisa kerjakan. Dan membuat kita semakin bersyukur dengan apa yang ada ditangan kita, dengan menggunakan sebaik-baiknya untuk apapun atas nama kebaikan itu sendiri. Baik harta, pengetahuan, kekuasaan, kekuatan, kelebihan dan kekurangan yang berada ditangan kita.

Saudaraku yang ditinggalkan, ingatlah bahwa ketiadaan itu memang selalu harus ada karena itu menjadi sisi koin yang lain dari sebuah keberadaan. Kapanpun itu terjadi, dengan cara apapun itu terjadi, dalam kondisi yang bagaimanapun itu terjadi, pasti akan meninggalkan penuh sesaknya kesedihan. Karena begitu mencitainya kita dengan keberadaanya. Hanya ada 1 cara untuk menghadapinya yaitu meyadari bahwa kalau kejadian itu atas kehendakNya dan tidak ada yang bisa mempercepat atau menangguhkannya, sehingga kita bisa ihlas menghadapinya.

Kukirimkan doaku yang tulus, semoga kita bisa diberikan kebaikan dan hikmah yang besar dari musibah ini. Setelah setiap musibah akan mendatangkan setidaknya 2(dua) kebaikan.

Tetap optimis, tatap masa depan dengan hati lapang, fokus terhadap apa yang kita punya, mereka lebih membutuhkan segala upaya keras dan baik kita. Show must go on!

Salam, Robby

Tidak ada komentar:

Posting Komentar